Kamis, 04 Agustus 2011


Pernik Ramadhan Penuh Berkah


Allah megajarkan kita untuk bersyukur, satu kata yang jauh lebih luas maknanya daripada terimakasih. Dengan mengucapkan “Alhamdulillaah”, atas nikmat-nikmat yang jauh lebih banyak dikaruniakan daripada ujian dan cobaan. Dengan mengucap “Alhamdulillaah”, kita tapaki selangkah rasa menuju syukur.

Minggu menjelang Ramadhan. “Baarakallahu laka wa baaraka ‘alaika wa jama’a bainakumaa fii khair” Untuk Akh Yari, staf kementrian ekonomi di PERMADANI, ternyata ibu mentrinya lebih dulu tersalip oleh stafnya he,,he,,. Dan untuk sahabatku tercinta Syifa Rahmah, ternyata penantian panjang ini berakhir barakah. Membersamai kalian berdua adalah sebuah nikmat yang selalu menakjubkan. Afwan, tidak bisa hadir.

Hari pertama Ramadhan, Maka pada nikmat Allah yang menyambangi kita melalui manusia tak cukup rasanya berucap “syukran”, kecuali dengan menghayati doa “Jazaakumullaahu Khairan katsiiran” kepada para dosen pembimbing yang sudah membuat saya lega. Meski perjalanannya masih panjang, ini semua adalah awal yang baik.

Hari ketiga Ramadhan. Syukur kupanjatkan padamu ya Allah! “Alhamdulillah”, atas nikmat kesembuhan dan kesehatan yang kau limpahkan kepada keponakan tercinta. Perjalanan panjang selama hampir dua bulan di tiga rumah sakit, dua kali pembedahan dan dua puluh satu hari di ICU menjadikan semua ini menjadi perjalan indah tatkala samudera hikmahlah yang ditemui diakhirnya.

“Jazaakumullaahu khairan katsiiran”, doa ini untuk persaudaraan yang tulus, Icha, Yanti dan dirimu kawan !yang tak bisa kesebut namamu, satu persatu. Semoga kubersamai engkau semua selalu dalam perniagaan surga Allah.

“ Maka nikmat Tuhanmu yang manakah yang kamu dustakan?” Mari kita gapai Ramadhan terindah di hidup kita, bersama orang-orang yang kita kasihi. Ibunda tercinta, Ayahanda tercinta! Aku mencintai kalian, seperti aku mencintai surga.